Kilas Balik 2017


Sempet "hiatus" agak lama dari ngisi konten di blog ini, dan beberapa hal menyenangkan lainnya, karena tiba-tiba ada seabrek hal yang harus diselesaikan belakangan ini. Banyak senangnya, but I don't know why aku masih ngerasa kosong aja. Kayak jalan ya jalan doang, ke kampus ya ke kampus doang. Like my life doesn't have a meaning. Padahal, dulu waktu awal-awal kuliah aku super excited. Katakanlah aku lumayan ambis, dalam hal akademis maupun luar akademis. Tapi sejak beberapa hal yang udah lewat aku emang ngerasa langsung males-malesan. Mungkin karena aku yang introvert parah, dan satu tahun pertama kuliah udah aku pake buat banyak banget kegiatan, sehingga baru setelah itu aku perlu break, dan karena kegiatan yang udah aku lakukan banyak banget aku jadinya butuh waktu vakum yang cukup lama. Kayanya sih gitu. Nggak tau kalau emang karena males doang. Hehe.

Intinya, aku sangat menikmati "nggak-ngapa-ngapain" ataupun melakukan hal-hal yang sama sekali nggak produktif. Padahal sebelumnya aku super sibuk dengan hal-hal yang selalu ada gunanya.

Efeknya, aku jadi merasa nggak berguna dan malah cenderung depresed. Tapi aku masih menikmati males-malesan, dan di sisi lain aku juga tambah depresed karena nggak ada hal bermanfaat yang aku lakukan.

Dan setelah aku merenung(?) agak lama, aku baru sadar kalau kekosongan yang aku rasain berawal setelah aku selesai handle project yang cukup besar, sekitar akhir 2016. Kalau nggak salah, itu adalah hal paling produktif yang terakhir aku lakukan. Setelah itu, aku cuma ngikutin arus tanpa arah--bukan ngikutin arus dan enjoy sampe akhirnya membuat hal-hal yang sangat berdampak. Aku bener-bener kehilangan semua ke-excited-an yang dulu selalu ada.

Tapi untungnya, sejak pertengahan tahun ini sampai sekarang, aku mulai mengikuti arus yang benar dan, boleh lah aku bilang kalau arus yang aku ikuti membawa aku ke suatu level yang sangat bermakna, dan semoga bisa mengembalikan rasa excited yang bikin hidup lebih punya arti.

Setelah aku review apa aja yang mau aku share, aku baru sadar kalau nggak ada kegiatan mulai awal tahun sampe pertengahan tahun, hehe. Karena, seriously, aku bener-bener lupa apa yang terjadi antara bulan Januari sampai Juli, kecuali lebaran. Aku coba inget-inget tapi nggak ada yang membekas. Jadi, kilas balik ini dimulai sejak Agustus 2017.

1. Jalan-Jalan Sekeluarga
Jalan-jalan mungkin biasa aja bagi banyak orang, termasuk aku. Tapi aku nggak tahu kenapa juga, tapi keluargaku jarang pergi-pergi liburan. Sampai akhirnya aku sama kakakku udah cukup dewasa buat sadar kalau keluarga kami jarang menghabiskan waktu bareng-bareng, dan akhirnya tahun ini kami bisa jalan-jalan lengkap sekeluarga.

Waktu itu atas ide dari Ibu, kami ke Purworejo, kota tempat Ibu dan Bapak sama-sama pernah ngajar dan di sana juga Ibu sama Bapak ketemu. Tapi, sebelum ke Purworejo kami mampir ke Magelang dulu buat rafting. Yep, kapan lagi aku rafting sama Bapak dan Ibu.


Pagi itu fun banget, dan beruntungnya kami dateng pas jam-jam sepi, jadi nggak banyak orang di sungai, nggak antri kamar mandi, dan makannya nggak umpek-umpekan.

Setelah rafting, kita langsung ke Purworejo, dan sebenernya nggak banyak hal yang kami lakukan di Purworejo, tapi Ibu sama Bapak kayaknya seneng banget. Kami sholat di masjid dekat alun-alun, yang menurut cerita Ibu, dulu Ibu biasa jalan dari ujung alun-alun ke ujung lainnya dan masih jalan beberapa meter lagi buat periksa kandungan waktu Ibu hamil kakakku. Kebanyakan nostalgia sih di sini.

Sebelum melanjutkan perjalanan, Bapak sama Ibu ngarahin mobil ke rumah yang dikontrak Bapak sama Ibu dulu. Dan ternyata rumahnya masih sama persis waktu terakhir kali Bapak sama Ibu tinggal di situ, dan kebetulan lagi kosong karena ada plan "Dikontrakkan" di depannya. Tetangganya juga masih sama, dan masih inget sama Ibu sama Bapak.

Setelah selesai nostalgia di Purworejo, kami lanjut pulang. Aku kurang tau jalan ya, tapi mobil kami lewat daerah pantai-pantai, dan aku minta banget buat mampir ke pantai. Akhirnya, kita mampir di Pantai Glagah dan menghabiskan sore di sana.



2. First Time Abroad
Ke Singapura atau Malaysia mungkin biasa aja bagi banyak orang Indonesia, karena dua negara itu yang paling dekat. Tapi, aku baru pertama kali mengunjungi dua negara itu bulan Agustus tahun ini. Sebenernya aku nggak ada urusan apa-apa sih ke sana. Tapi salah satu temen sekelasku yang kebetulan deket ada conference di Malaysia, dan karena dia kurang yakin kalau pergi sendiri, akhirnya dia ngajakin aku. Dan karena dia ngajakin aku, kita berdua jadi bikin plan jalan-jalan dulu sebelum acaranya dia.

Jadi, kita bikin plan buat ke Singapura dulu sehari, terus baru naik bus ke Johor Bahru--conferencenya ada di Johor Bahru. Kita sebenernya sama-sama nggak yakin sih bakal "selamat" apa enggak di Singapura karena kita sama-sama baru pertama kali ke sana. Tapi alhamdulillahnya, satu hari di Singapura bisa kita manfaatkan dengan baik. Yah, at least kita udah ke Merlion lah. Hehe.









Di Johor, temenku sibuk conference dan aku sibuk bermalas-malasan. Aku mau jalan-jalan tapi kita nginep di resort dan aku udah coba jalan buat ke Giant buat beli bahan makanan--karena kita nyewa apartemen--tapi nggak bisa nemuin jalan keluar karena muter-muter, dan takut naik mobil golf yang disediain karena, ya, takut aja. Hehe. Akhirnya kita baru keluar malemnya buat belanja makanan ke AEON. Di Malaysia emang nggak banyak jalan-jalan, tapi aku bener-bener dapet pengalaman seolah-olah hidup sendiri di negeri orang. Ya, karena ditinggal temenku terus dan harus bertahan hidup(?) sendirian. Hehe.

3. Iseng daftar Next Dev dan Dapet Golden Ticket
Balik dari Singapura, aku sama temen-temen setimku fokus bikin beberapa hal buat lomba di Telkom University. Tapi tiba-tiba temenku dapet kabar soal kompetisi startup berbasis teknologi yang diadain Telkomsel, Next Dev, dan kebetulan alat yang mau kita lombain di Telkom University memang mau kita coba jadi bisnis. Akhirnya, di waktu yang mendadak, sekitar awal September, kita berangkat ke Jogja buat rocket pitching, dan yang presentasi cuma satu orang per team, dan kebetulan aku yang dipilih buat presentasi. Kita udah mau langsung pulang aja setelah presentasi karena nggak yakin kalau bakal lolos. Tapi nggak tau kenapa akhirnya kita nungguin sampe pengumuman, dan ternyata kita dapet golden ticket langsung sebagai finalis 20 besar.



Setelah dapet golden ticket, kita nunggu pemberitahuan soal finalnya yang ternyata diadain awal Desember. Sayangnya, kita nggak masuk kategori startup terbaik, tapi kita dapet banyak banget pengalaman dan ilmu baru soal pengembangan bisnis yang efisien.

4. Ke Bandung dan Surabaya
Nggak tau kenapa ya, dari dulu aku pengen banget ke Bandung. Padahal Bandung doang gitu, maksudku masih di pulau Jawa, tapi dari dulu kayaknya nggak pernah ada kesempatan buat mengunjungi Bandung.

Sampai akhirnya, temenku ngajakin aku buat ikutan lomba di Telkom University. Kita submit proposal dan ternyata lolos. Akhirnya, kita berangkat tanggal 20an Oktober. Tapi kita nggak langsung ke Telkom, melainkan jalan-jalan dulu di Bandung. Lombanya diadakan hari Senin-Selasa, tapi kita udah sampe Bandung hari Sabtu. Kita nginep di apartemen di Cihampelas dan cukup menikmati jalan-jalan singkat waktu itu.





Terus, hari Minggu sore kita ke Buah Batu, setting latar di ceritanya Dilan sama Milea, hehe, yang juga jadi tempat kita lomba, Telkom University.

Di lomba ini, yang presentasi juga perwakilan dari setiap tim, dan aku dipercaya lagi sama temen-temenku buat presentasi. Selasa malem, waktu diumumin, alhamdulillahnya kita dapet juara 2.


Balik dari Bandung, sekitar seminggu setelahnya, awal November, aku ke Surabaya, buat nemenin temen-temen satu timku lomba. Aku nggak terdaftar sebagai peserta lomba sebenernya, tapi emang semua anggota tim diberangkatin buat bantu-bantu dan biar anggota tim yang belum berkesempatan berangkat bisa merasakan atmosfer kompetisi, kata GMku sih gitu.

Lomba di Surabaya ini adalah Kontes Mobil Hemat Energi, dan lombanya agak lama, 6 hari. Yang bikin lomba ini berat adalah karena Surabaya panas banget. Gila. Mataharinya ada lima. Dan lagi, paddock kita berada di tengah-tengah, yang jauh dari dua pintu keluar yang ada di ujung.

Tapi sayangnya, di lomba ini, kami belum beruntung. Tapi aku seneng sih karena dengan lomba ini akhirnya aku bisa akrab sama temen-temen lain, yang sebelumnya cuma aku tau namanya doang, huhu.


5. Ikut Top Generation Challenge
Move on dari Next Dev, aku dan temen-temenku daftar Top Generation Challenge yang diadain Top Coffee. Bedanya kompetisi ini dari Next Dev adalah kompetisi ini nggak meng-khususkan startup berbasis teknologi. Jadi semua startup dan pre-startup yang baru sekedar ide bisa daftar.

Kami masih pake produk yang kami bawa di Next Dev, dan setelah serangkaian acara, ternyata tim kami menang dan dapet dana yang alhamdulillah cukup besar buat bener-bener memulai startup.

Selain soal menang, di kompetisi ini juga banyak pengalaman dari peserta-peserta lain yang super ramah. Kita saling sharing dan semuanya bener-bener baik.


6. Left By That Someone
Oke, yang terakhir bukan soal yang menyenangkan. Di bulan terakhir di tahun ini aku ditinggal oleh orang yang aku kira adalah "orang yang tepat", orang yang sering aku sebut di beberapa postinganku sebelumnya. Bahkan, aku pernah bilang bahwa dia adalah salah satu yang-aku-semogakan-sampai-aku-sendiri-lupa-apa.

Dia orang yang tepat dan datang di waktu yang super tepat, aku kira. Banyak janji yang dia bikin, banyak harapan yang dia kasih. Tapi ujungnya dia bilang kalau dia nggak bisa sama-sama aku lagi because another girl. And he did it right in front of my eyes.

Dia, yang sebelumnya aku kira sangat-sangat baik, ngenalin aku ke orang yang sekarang lagi dia perjuangkan. Dia, yang sebelumnya aku nggak tau apakah dia punya hal yang nggak aku suka, mulai cerita kalau belakangan dia suka curhat tentang aku ke orang itu, dengan asumsi mereka berdua nggak akan aneh-aneh karena masing-masing dari mereka punya pacar. Dan akhirnya dia pergi dengan orang itu.

Aku sama sekali nggak kaget, sebenernya. Dan entah saking nggak kagetnya, atau saking kesalnya, atau saking marahnya, aku sama sekali nggak menunjukkan emosi seperti tipikal cewek-cewek yang diputusin cowoknya karena cowoknya lebih memilih cewek lain, semacam nangis atau yang lainnya. Sama sekali enggak.

Tapi emang aku bingung harus apa, dan aku cerita ke beberapa orang. Aku cukup senang waktu baca support yang mereka berikan, karena ternyata aku sadar bahwa masih banyak orang yang bisa aku sandarin. Bahkan, orang dari masa lalu, yang dulu sempet super deket sama aku, juga bener-bener ngasih support. Bahkan, aku baru tahu kalau ternyata dia masih nyari tahu soal aku dan pacar-baruku-waktu-itu just to make sure that I'm okay. Setelah dia memastikan bahwa aku seneng-seneng aja dengan si cowok itu, dia baru bener-bener pergi. Dan dia antara kaget dan sebenernya-udah-expect kalau orang yang menggantikan posisi dia di hidupku bakal melakukan hal kayak gitu. 

Yah, selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Aku beruntung karena aku nggak terlalu jatuh sama orang itu, dan aku seneng karena tau banyak orang masih care sama aku, even orang yang sama sekali aku nggak expect buat masih mikirin aku. But I'm so glad that someone from my past still silently taking care of me, itu yang aku bilang ke someone-from-my-past tadi dan bener-bener related sama yang aku rasain.


Intinya, 2017 berlalu agaknya cukup cepat. Ups and downs semuanya dateng tiba-tiba. But that is life.

Aku sangat bersyukur karena dikasih banyak kesempatan baru dan banyak pelajaran yang sangat sangat berharga di tahun ini. Sekarang waktunya buat menata diri lagi dan mempersiapkan semua hal yang lebih baik buat tahun depan.

~~~








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Pernah Kamu Semogakan sampai Kamu Sendiri Lupa Apa II : Selangkah Lagi Jadi Awardee LPDP

Semeja Bar and Kitchen: Steak Pasar Salatiga