Semeja Bar and Kitchen: Steak Pasar Salatiga
"Makan di Steak Pasar aja ya."
Rita, temen SMA-ku, merekomendasikan satu tempat buat kita ketemuan yang langsung aku oke-in aja. Begitu aku cari di Google Maps, ternyata nggak ada tuh tempat di Salatiga yang namanya Steak Pasar. Waktu aku konfirmasi ke Rita soal lokasinya, dia juga bingung jelasinnya dan memang nggak ada di aplikasi navigasi karena sebenarnya nama tempatnya bukan Steak Pasar, itu deskripsi dia aja karena tempat itu memang jual steak dan lokasinya di dalam pasar. Akhirnya untuk meniadakan resiko nggak nemu-nemu tempatnya, aku samperin dia ke rumah dan selanjutnya kita berangkat bareng.
Ternyata, lokasi tempat makannya beneran di tengah pasar. Setelah melintasi beberapa bangunan depan pasar di Jl. Jendral Sudirman, kita belok ke area pasar yang mulai ditandai dengan aspal becek dipenuhi bau amis yang samar bekas penjual ayam dan ikan yang dari pagi sampai siang jualan. Sampai di pertigaan, kita belok ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang penuh sampah pasar dan lurus ngelewatin kamar mandi umum yang gelap dan becek. Rita di depan mulai memperlambat motor maticnya, aku mulai ngerasa nggak enak. Ini serius kita mau makan di sini?
Motor berhenti di depan kios yang dari luar nyala lampunya remang. Ada gerobak kayu khas pedagang franchise di depan kios, tempat jualan mojito aneka macam. Papan tulis white board ada di belakang gerobak kayu, di samping pintu kios yang selalu terbuka, penuh tulisan menu dan harga. Menunya cukup mengensankan mengingat tempatnya bener-bener di tengah pasar: Fish and Chips, Chicken Parmigiana, Chicken Schnitzel dan, ditulis di menu paling atas, Chicken Cordon Bleu. Akan lebih mengesankan lihat harganya karena menu paling mahal--Triple Cheese Chicken Cordon Blue--dipatok dua puluh tujuh ribu rupiah.
Setelah kita pesan makanan masing-masing, kita masuk ke dalam yang langsung beda banget dengan suasana luar yang becek. Suasana dalam kiosnya menyenangkan, meja-mejanya ditata rapi dengan kursi santai dari rotan. Lampu-lampunya dipasangi penutup dari bambu. Yang paling penting, tempatnya bersih dan nggak bau selokan sama sekali! Padahal nggak sampai 100 meter dari tempat ini adalah TPA.
Tapi apalah arti tempat yang nyaman kalau makanannya standar.
Tapi ternyata makanannya di atas ekspektasi awal!
Semua makanan yang kita pesan datang dengan porsi yang bikin kenyang, daging ayam yang nggak alot dan, yang paling penting dari tempat makan dengan menu utama ayam, nggak kebanyakan tepung. Aku pribadi suka banget dengan saladnya yang masih fresh, jadi pas dimakan masih ada teksturnya, kontras sama sayur sehari-hari yang dimasak kelewat empuk. Piring-piring yang dipakai juga bikin cantik makanannya, pas pertama datang ke sana aku nggak bisa nggak ambil foto makananku dulu. Tempat dan makanannya jadi bikin lupa kalau lokasinya ada di tengah-tengah pasar.
Nama tempat steak pasar ini adalah Semeja Bar and Kitchen--aku baru tau setelah lihat di notanya. Nggak ada akun instagram dan media sosial apa pun, tapi ternyata ada lokasinya di Maps. Buka jam 16.00 - 22.00 WIB. Jadi langsung datang aja ~

Komentar
Posting Komentar